Sajak ini dari seorang yang aku sayang , yang berada jauh di Kota Bandung.
Imaaine Hilman , terima kasih ...bunda abadikan nya di ruang senyap ini ...
Anak Panah Dari Langit.
teh hangat selepas asar
menanti bintang diatas meja kayu
terang terpenggal tajam nya gelap yang sayu
ada kisah di kepul asap , memintal tumpuan
membawa mata, mencari aksara dan suara
malam tersenyum , sesekali mengibas
jubah dingin nya , dengan anggun
jika saja rebah ku di samping tiang-tiang tidak terpetik azan
lalu besi di tubuh kota merampas otak , siang tadi
ya , mungkin
sepi menusuk
tangis rusuk
di pelupuk , batu !
hati lisut , hari-hari.
hari masih saja cantik
kilau diatas nya bertemu gelas-gelas
ada bapak tua membawakan ku kait dan rasa
bertutur , bagaimana membuka pintu untuk warna
kemudian memetik seperti ia memetik makna
mulut berasap-asap satu badan , terkata kan
menari cahaya di sekitar tubuh
tidak selalu sunyi menjadi kan wajah-wajah yang di lahirkan puisi
atau mungkin di kuburkan nya , kerana kirana merupa benak
meski carut
memperurutkan fikir
dalam perut
mati dan beku
ya , kerut
separuh malam , dunia tanpa hujung
masai tanya , tergelincir satu-satu memamah sinar
tak hirau dasar gelas di cumbu semut-semut dan angin
bapak tua , anak panah dari langit kah engkau , membirukan
seribu kaki huruf-hurufku , setidak nya kedalam ku
hingga semata ruang itu , resap
pada khabar nafas.
Bandung , September 2015